MAJALAHREFORMASI.com – Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) menegaskan komitmennya untuk bersinergi secara aktif dan konstruktif dengan Pemerintah Republik Indonesia dalam upaya membangun bangsa menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Pengurus Pusat PGLII, Pdm. Dr. Robby Robert Repi, SH., M.Th., dalam pernyataan usai Rakernas XIII PGLII yang digelar di Rizen Premiere Hotel, Bogor, Jawa Barat, pada 11 Juni 2025.
Dalam pernyataannya, Repi menyampaikan doa dan dukungan penuh kepada Presiden terpilih, Prabowo Subianto, agar senantiasa diberikan kesehatan, kebijaksanaan, dan kekuatan dalam memimpin bangsa Indonesia. Ia menekankan bahwa harapan besar datang dari umat Kristiani, khususnya warga gereja di lingkungan PGLII, terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo yang dinilai selaras dengan nilai-nilai luhur bangsa dan semangat kebangsaan PGLII.
“Kami mendukung kepemimpinan Pak Prabowo karena visi dan arah pemerintahannya sejalan dengan panggilan PGLII untuk terlibat dalam pembangunan nasional, memperjuangkan keadilan, kesejahteraan, serta menjaga keutuhan bangsa dan negara,” ujar Repi.
Lebih lanjut, Repi menegaskan bahwa PGLII tidak berjalan sendiri. Dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika, PGLII berkomitmen menjalin kerja sama lintas elemen bangsa, khususnya dalam sinergi yang bersifat kualitatif bersama pemerintah.
Ia merujuk pada Pasal 5 Ayat 4 Anggaran Dasar PGLII, yang secara tegas mengarahkan umat untuk menjunjung persatuan nasional dan menjaga kerukunan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kami terus mengingatkan warga gereja untuk aktif mendukung perdamaian dan menjaga persatuan bangsa. Ini adalah bagian dari identitas dan tanggung jawab iman kami,” tegasnya.
Dalam upaya mempererat relasi antara gereja dan pemerintah, PGLII juga akan menggelar Konferensi Misi Nasional sekaligus memperingati Hari Doa Nasional, yang akan diselenggarakan di Jayapura, Papua pada 1–5 Juli 2025 mendatang.
Acara ini akan menjadi momentum penting bagi harmonisasi antar lembaga gereja aras nasional, seperti KWI, PGI, PGPI, PBI, Bala Keselamatan, Advent, dan Gereja Orthodox, serta wujud nyata kerja sama gereja dengan pemerintah.
Task Force Papua
Dalam konferensi pers yang berlangsung di sela Rakernas, Ketua Umum PGLII, Pdt. Tommy O. Lengkong, M.Th., mengumumkan tiga keputusan strategis yang menegaskan kontribusi PGLII terhadap isu-isu nasional.
Pertama, peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pembinaan generasi muda sebagai pemimpin masa depan lewat wadah Sentra Generasi Injili.
Kedua, pembentukan Task Force Papua sebagai respons terhadap masalah kemanusiaan di tanah Papua bertugas menyalurkan bantuan, memperjuangkan perdamaian, dan mendorong kesejahteraan masyarakat Papua.
Ketiga, pembangunan kantor pusat PGLII di Ibu Kota Nusantara (IKN), yang sejalan dengan visi strategis pemerintah mengenai pusat pemerintahan masa depan.
Rakernas XIII yang berlangsung selama tiga hari sejak 9 Juni 2025 ini menjadi forum penting dalam menyusun Program Kerja PGLII untuk periode empat tahun ke depan (2025–2029).
Rakernas dibuka secara resmi oleh Dr. Amsal Yowei, SE., M.Pd.K., Direktur Urusan Agama Kristen Kementerian Agama yang mewakili Dirjen Bimas Kristen, dan ditutup oleh Ketua Umum PGLII, Pdt. Tommy O. Lengkong.
Acara ini dihadiri oleh Majelis Pertimbangan, Pengurus Pusat, Ketua-ketua Wilayah, serta tokoh-tokoh gereja dari seluruh Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, para pengurus baru periode 2025–2029 juga diteguhkan.
Dengan arah gerak organisasi yang semakin terstruktur dan berorientasi pada kontribusi nyata bagi bangsa, PGLII menegaskan komitmennya untuk terus menjadi berkat bagi masyarakat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“PGLII bukan hanya milik gereja, tapi bagian dari arak-arakan kebangsaan. Kami hadir untuk bangsa dan akan terus bekerja bersama elemen bangsa lainnya demi kemuliaan Tuhan dan kesejahteraan rakyat,” pungkas Ketua Umum PGLII. ***