Seberapa Pentingnya Nilai Suatu Tulisan

Oleh : Dr. Wilmar Eliaser Simandjorang, Dipl_Ec.,M.SiPENGGIAT LINGKUNGAN/KETUA PUSAT STUDI GEOPARK INDONESIA (PS_GI)

MAJALAHREFORMASI.com – Dalam pokok bahasan kenapa penting untuk menulis ini, teringat saya akan banyaknya sejarah kehidupan dan kisah tentang peradaban manusia yang punyai nilai berharga dapat hilang karena tidak dituliskan. Hal kesulitan ini ditemui juga menyangkut tentang menemukan dokumen tertulis perihal kekayaan warisan Sejarah geologi, hayati dan budaya Kawasan Danau Toba yang punia nilai UNIVERSAL OUTSTANDING VALUE (UOV) . Dan banyak budaya Batak yang hilang karena diwariskan dengan tradisi lisan bukan dengan tulisan.

Oleh karena kurangnya tulisan dalam pengembangan Geopark Kaldera Toba yang memiliki fenomena geologi yang bernilai internasional (International Geological Significance Value (IGSV) sehingga mengalami keterbatasan sumber tertulis dalam dalam membuatkan storytalling dan penelitian-penelitian tentang sejarah letusan GUNUNG API TOBA yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Geopark Global karena didukung oleh keunikan warisan geologi, hayati dan budaya.


“VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT”


Peribahasa Latin “Verba volant, scripta manent” megingatkan kita akan  “kata-kata yang diucapkan terbang, sementara kata-kata yang tertulis menetap” atau “yang diucapkan akan lenyap, yang dituliskan akan abadi”, menekankan pentingnya kata-kata tertulis dibandingkan dengan kata-kata yang diucapkan. 

Ini mengisyaratkan bahwa kata-kata yang diucapkan mudah hilang dan tidak memiliki daya tahan seperti kata-kata tertulis. Berarti “kata-kata yang tertulis menetap”. Ini menunjukkan bahwa kata-kata yang tertulis dapat bertahan lebih lama dan memiliki daya tahan yang lebih besar. 

Dalam peradaban manusia dan kegiatan sehari-hari menekankan pentingnya tulisan dalam bentuk dokumentasi dan rekaman, terutama dalam bidang hukum, sejarah, dan pengetahuan. Diantaranya penggunaan dalam konteks perundang-undanagan dan hukum, pembuatan dokunen kontrak dan perjanjian memiliki kekuatan lebih besar daripada perjanjian lisan, bidang sejarah, literatur atau buku, makalah. Keseluruhan sumber tertulis menjadi sumber informasi yang penting, dalam bidang Pendidikan menyampaikan pengetahuan dan informasi. 

Dengan demikian “Verba volant, scripta manent” adalah peribahasa yang menekankan kekekalan dan pentingnya kata-kata tertulis dibandingkan dengan kata-kata yang diucapkan. Peribahasa ini menjadi pengingat untuk mendokumentasikan dan merekam informasi penting agar dapat dipertahankan dan digunakan di masa depan.

MEMIKIRKAN YANG DIPERCAYAI DAN MELAKUKAN APA YANG TERTULIS

Dalam menulis sebagi panggilan dan dilakukan dengan professional Francis Schaeffer merupakan seorang theolog yang terkenal pada zamannya mengatakan “I do what I think and I think what I believe”. Dari dalil Francis Schaeffer ini dari seorang penulis dituntut suatu kompotensi yang berdasarkan pengetahuan dan penguasaan apa yang menjadi keyakinannya untuk dijadikan dasar berpijak dari kegiatan yang dilakukan dalam berbagai kehidupan di masyarakat luas.


TINDAKAN NYATA DALAM MENGERTI LINGKUNGAN KEHIDUPAN.

Confucius mengungkapkan I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand (“Saya Mendengar dan Saya Lupa. Saya Melihat dan Saya Ingat. Saya Lakukan dan Saya Mengerti”), ungkapan tersebut tersebut berkaitan dengan Cara Orang Belajar dan memahami berbagai hal di sekolah dan bagaimana kita dapat memanfaatkannya untuk pendidikan yang baik. Ungkapan ini berarti bahwa jika kita sekedar “mendengar” suatu informasi, kita akan dengan mudah terlupa dengan informasi tersebut.

Jika kita melangkah lebih jauh dan “melihat” maka kita akan lebih mudah mengingat apa yang sudah kita dengan dan kemudian kita lihat tersebut. Lebih lanjut jika kita “melakukan” yaitu melaksanakan kegiatan terkait dengan informasi yang kita sudah dengar dan sudah kita lihat tersebut, maka kita akan memahami sepenuhnya apa yang kita pelajari, dan kita dapat mengaplikasikannya menjadi suatu hal yang bermanfaat serta dapat mengembangkannya menjadi sesuatu hal yang lebih baik.


ELOBERASI DARI PENDAPAT FRANCIS SCHAEFFER SERTA CONFUCIUS


Selama saya dibangku kuliah dan ikut sebagai peserta Pendidikan dan Latihan serta satu decade memimpin suatu Lembaga diklat di pemerintahan dan menjadi tenaga pengajar dan instruktur diberbagai Lembaga sudah jamak mendengarkan ungkapan-ungkapan di atas dan sudah mengajarkannya, bahkan melakukannya menjadi pedoman dalam berpikir, mengingat, berencana dan bertindak dalam suatu program kegiatan baik informal dalam kehidupan sehari-hari maupun secara formal dalam melaksanakan suatu program pemerintahan yang melalui suatu hasil kajian yang dituliskan dalam suatu dokumen perencanaan.


Dari pembelajaran, pengelaman dan sebagai pelaku suatu program kegiatan maka pendapat di atas diramu oleh penulis suatu menjadi patron bagi pradigma kehidupan dan mindset yang berurutan sebagai berikut” I think what I believe,I write down what I think, I do what I write down.

Jadi semua yang didengar dan dilihat akan dikaji dan dibulatkan menjadi suatu keyakinan yang kokok tentunya sesuai dengan keyakinan yang dipercayai kebenarannya, dan baru kemudian hasil dari keyakinannya ini dituliskan menjadi suatu dokunen yang menjadi dasar perencanaan yang matang yang dikaitkan dengan menekankan pentingnya perencanaan dan persiapan dalam mencapai tujuan. 

Lebih lanjut dokumen tersebut kemudian dilakukan menjadi program kegiatan yang dilaksanakan dengan tepat serta dikendalikan dengan ketat. Benjamin Franklin menginatkan “If you fail to plan, you plan to fail” artinya, jika gagal merencanakan sesuatu, sebenarnya sedang merencanakan kegagalan!!!

banner 336x280

Tinggalkan Balasan