MAJALAHREFORMASI.com – Gembala Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia (GSPDI) Jemaat Filadelfia Belezza, Permata Hijau, Pdt. Dr. Mulyadi Sulaeman, angkat bicara mengenai maraknya demonstrasi yang terjadi belakangan ini.
Pria kelahiran Bandung, 13 Februari 1952, yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Sinode GSPDI selama tiga periode (2005–2017) ini menegaskan bahwa demonstrasi merupakan hak sah rakyat dalam kehidupan berdemokrasi.”
“Suara rakyat adalah bagian dari dinamika bangsa. Bahkan dalam Alkitab kita diingatkan untuk bersuara bagi kebenaran dan keadilan (Yesaya 1:17),” ujar Pdt. Mulyadi.
Namun demikian, ia menekankan bahwa setiap gerakan harus dilakukan dengan damai, tanpa kekerasan, serta tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Ada Potensi Provokasi di Balik Aksi Massa
Lebih lanjut, Pdt. Mulyadi mengingatkan bahwa di balik aspirasi murni masyarakat, mahasiswa, maupun buruh, tidak menutup kemungkinan adanya provokasi atau penunggang agenda.
Menurutnya, penyalahgunaan momentum inilah yang justru bisa memecah persatuan bangsa ketika aksi berujung pada anarki dan merugikan masyarakat luas.
“Kita perlu bijak dan jangan cepat terhasut. Perlu ada kepekaan rohani agar kita bisa membedakan mana yang sungguh-sungguh murni dan mana yang dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu,” jelasnya.
Pesan untuk Mahasiswa, Masyarakat, dan Pemerintah
Khusus kepada mahasiswa, masyarakat, dan umat Kristiani, ia berpesan agar penyampaian aspirasi dilakukan dengan cara yang bermartabat, damai, dan bertanggung jawab.
“Walaupun suara kita berharga, jangan sampai cara penyampaiannya melukai dan menimbulkan perpecahan,” tegasnya.
Di sisi lain, Pdt. Mulyadi juga meminta pemerintah agar mau mendengar dengan hati yang terbuka. Sebab, menurutnya, sikap mau mendengar adalah wujud kasih dan kepedulian kepada rakyat.
Doa untuk Bangsa dan Persatuan
Ia menambahkan, semua pihak perlu menahan diri agar energi bangsa dapat diarahkan untuk membangun, bukan saling menjatuhkan.
“Kiranya Tuhan memberikan hikmat kepada para pemimpin bangsa kita, serta damai sejahtera, kesabaran, dan ketenangan bagi semua pihak yang terlibat,” harapnya sambil menutup. (*)