Logo Jumat, 6 Desember 2024
images

MAJALAHREFORMASI.com - Ketua Matakin DKI Jakarta dan juga merupakan Instruktur Nasional Moderasi Beragama Ws. Liem Liliany Lontoh, S.E, S.Pd, M.Ag. diundang menjadi narasumber bersama Marzuki Rais dan Roziqoh pada kegiatan Pembinaan Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan Bagi Ustadz Pondok Pesantren.

Acara yang diprakarsai oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI digelar di Sunlake Waterfront Resort & Convention, bilangan Jakarta Utara, Senin hingga Rabu, 04 - 06 Maret 2024.

Diskusi Pembinaan Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan bagi Ustadz Pondok Pesantren diikuti oleh peserta dari perwakilan 25 Pondok Pesantren. Mereka berasal dari berbagai wilayah, termasuk Kota Jakarta Barat, Selatan, dan Timur; Bandung Barat, Bogor, Cianjur, Garut, Pangandaran, Purwakarta, Tasikmalaya, Kota Bandung, Cilacap, Semarang, Sleman, hingga Sulawesi Selatan.

Hari pertama dimulai dengan materi membina suasana, kontrak Belajar dan Penyampaian Alur Kegiatan oleh Ws. Liem Liliany Lontoh. Selanjutnya Ketua PB Nahdlatul Ulama Dr. K.H.Muhammad Faizal S.H., M.H. memberikan materi Peran Islam Indonesia untuk toleransi dan Harmoni Berbangsa dan Bernegara.

Pada hari kedua diisi dengan materi Udar Asumsi yang merupakan cara untuk merubah cara pandang, sikap, pola pikir dan prilaku peserta terhadap moderasi beragama itu sendiri. Peserta diajak untuk membuka pikiran, membuka hati dan membuka keinginan untuk merubah pola pikir yang selama ini dianggap benar.

Selanjutnya peserta mendapatkan materi tentang Sketsa Kehidupan Keagamaan di Indonesia dan Konsep Moderasi Beragama serta 9 kata kunci oleh Marzuki Rais dan Roziqoh menjelaskan Analisis sosial dengan Konsep Gunung Es yang merupakan instrumen yang bisa digunakan untuk mencari akar penyebab dan permasalahan.

Kemudian pada hari ketiga peserta mendapatkan materi Membangun Gerakan dan Kepeloporan oleh Roziqoh dan ditutup dengan Rencana Tindak Lanjut.

Menurut Liem Liliany Lontoh Pelatihan Moderasi Beragama ini menguraikan tentang pentingnya moderasi beragama untuk menciptakan kehidupan keagamaan yang rukun, harmonis, dan damai, mengingat manusia yang ada di bumi ini terdiri dari beragam suku, agama, ras, bahasa, dan berbagai unsur lainnya, sehingga tidak dapat dipungkiri kemungkinan terjadinya konflik, entah itu berbasis agama, suku, budaya, atau aspek lainnya. Namun, justru dalam keberagaman itulah terletak kebesaran Tuhan.

Pada kesempatan itu Liem Liliany Lontoh membeberkan jika Moderasi adalah proses yang membentuk kesadaran dan perilaku, sementara kerukunan adalah hasil akhirnya. Terlalu sering kita terfokus pada mencapai kerukunan tanpa memperhatikan pentingnya proses membangun cara pandang dan kesadaran melalui moderasi.

Acara Diskusi Pembinaan Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan Bagi Ustadz Pondok Pesantren ini dibuka oleh Prof. Dr. H. Waryono Abdul Ghafur, M.Ag.

Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Pendidikan Pesantren, Dr. Basnang Said, S.Ag. M.Ag., menjelaskan bahwa kegiatan ini memiliki tujuan yang jelas, yakni untuk memperkuat pemahaman moderasi beragama di kalangan pengasuh pesantren.

Para Kiai memiliki jejaring yang luas dan signifikan dalam menyampaikan nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan kepada umat. Mereka mengemban tanggung jawab untuk memastikan bahwa nilai-nilai tersebut berjalan seiring dan sejalan tanpa adanya pemisahan, sehingga keselarasan dan keharmonisan dalam masyarakat dapat terwujud.

Masih kata, Dr. Basnang, partisipasi dalam pembinaan moderasi beragama menjadi penting karena hal ini dapat menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman agama dan keyakinan. Selain itu, pembinaan ini juga memiliki peran dalam menanggulangi kesalahpahaman yang sering kali menjadi akar dari berbagai permasalahan yang timbul di masyarakat.

Dengan demikian, upaya ini tidak hanya bermanfaat bagi kalangan pengasuh pesantren, tetapi juga bagi seluruh umat agar kedamaian di antara manusia dapat dirasakan secara nyata. (David)