MAJALAHREFORMASI.com- Menurut pengamat politik dan juga tokoh Papua Dr Stefanus Roy Rening pernyataan dari Risma itu adalah sebuah penegasan dalam rangka untuk menasehati bawahannya agar mereka lebih bekerja keras untuk melayani masyarakat di masa pendemi ini. Artinya bukan kategori rasis.
Roy menjelaskan bahwa memang daerah Papua bukanlah tempat yang menakutkan dan pembuangan. Disana adalah daerah yang indah, penuh dengan kekayaan alam dan banyak putra daerahnya yang sudah menjadi orang sukses.
Sekali lagi ungkapnya, itu tidak lebih dari sebuah peringatan kepada bawahannya, kalau tidak maksimal bekerja akan di mutasi ke Papua sehingga akan terpisah dengan keluarganya karena memang jarak yang cukup jauh dengan ibukota.
"Jadi ini semua kembali kepada persepsi kita masing-masing ya, kalau melihat ini dari segi negatif, ya akan menjadi negatif demikian pula sebaliknya," tuturnya saat kepada majalahreformasi.com, Jumat (16/07) Pagi.
Wakil Ketua Umum Peradi ini melihat track record Risma selama ini juga adalah bukan tipikal orang yang suka menghina dan merendahkan jadi ucapannya diyakini tidak lebih sebagai shock therapy saja bagi ASN yang tidak bekerja dengan baik.
"Janganlah kita mengkriminalisasi atau menghukum seseorang, itu tidak baik serta jangan terlalu baperan dengan Papua dong," tandasnya.
Seperti diketahui, peristiwa ini dipicu oleh kemarahan dan protes oleh peraih Walikota Terbaik ketiga di dunia versi World Mayor Project ini kepada sejumlah ASN di Balai Wyataguna Bandung karena mereka tidak ikut membantu memasak di dapur umum yang dibuat oleh Kementerian Sosial untuk mendistribusikan makanan kepada masyarakat, Selasa (13/07). (David)