Logo Senin, 16 Juni 2025
images

MAJALAHREFORMASI.com -  Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan akan pemahaman agama yang kontekstual, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Bahjah hadir sebagai institusi pendidikan dengan visi transformatif. Berada di bawah naungan Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) Al-Bahjah yang dipimpin oleh Buya Yahya, STAI Al-Bahjah mengintegrasikan pendidikan akademis modern dengan nilai-nilai tradisional pesantren.

Saat ini, STAI Al-Bahjah tengah mempersiapkan diri untuk bertransformasi menjadi universitas. Langkah strategis ini dilakukan guna menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks.

"Ke depannya, insya Allah kami ingin berkembang menjadi universitas dengan minimal empat fakultas," ungkap Ustaz Imam Abdullah, B.Sc., M.A., Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni STAI Al-Bahjah, saat ditemui di kompleks kampus yang menyatu dengan lingkungan pesantren.

Berbeda dari kebanyakan perguruan tinggi, STAI Al-Bahjah menerapkan sistem dualisme kurikulum—menggabungkan standar pendidikan nasional dari Kementerian Pendidikan dengan kurikulum syariah khas pesantren. Mahasiswa tidak hanya mempelajari ilmu akademik sesuai program studi masing-masing, tetapi juga mendalami fikih, akidah, hingga keterampilan dakwah.

Saat ini, tiga program studi utama yang ditawarkan adalah Ekonomi Syariah, Manajemen Pendidikan Islam, dan Tadris Matematika. Namun, pengembangan program studi baru sudah dirancang, termasuk Manajemen Haji dan Umrah, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), multimedia, politeknik, dan ilmu kesehatan.

“Kami tengah merancang pembangunan kampus masa depan, dimulai dari pencarian lokasi strategis hingga pembukaan prodi baru yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat,” jelas Ustaz Imam.

Salah satu keunggulan STAI Al-Bahjah adalah keterlibatan langsung Buya Yahya dan istri beliau dalam proses pembelajaran, khususnya dalam bidang usul fikih yang menjadi dasar pengambilan hukum Islam.

Mencetak Ulama Digital: Kaderisasi yang Sistematis
Dengan moto "Mencetak Sarjana yang Ulama", STAI Al-Bahjah menjawab tantangan langkanya ulama yang memahami konteks zaman. Proses kaderisasi dilakukan sejak dini melalui daurah (pelatihan intensif), praktik dakwah lapangan, hingga pelatihan teknik penyusunan materi.

Mahasiswa diberi pengalaman langsung seperti mengisi khutbah, mengajar santri, hingga menjadi penerjemah untuk tamu dari Timur Tengah.

“Setelah lulus, mereka masih menjalani kaderisasi lanjutan di subdivisi dakwah dengan pelatihan public speaking hingga manajemen jadwal pengajian,” tambah Ustaz Imam.

Beasiswa TMMS: Investasi untuk Masa Depan
Perjalanan mahasiswa STAI Al-Bahjah juga mendapat dukungan penting dari sektor korporasi. PT Tambang Meranti Mulia Sejahtera (TMMS), melalui Rimba Foundation, memberikan beasiswa penuh kepada 20 mahasiswa (10 putra dan 10 putri) sejak awal kuliah hingga lulus.

Rimba Foundation sendiri adalah yayasan CSR dari TMMS, yang mengelola dana sosial dari anak-anak perusahaannya.

Salah satu penerima beasiswa, Miftahul Arifin, penghafal 30 juz Al-Qur’an, mengaku sangat terbantu.

“Alhamdulillah bisa fokus belajar tanpa memikirkan biaya,” ujar pemuda asal Kuningan, Jawa Barat, yang telah kehilangan ayah sejak usia empat tahun dan dibesarkan oleh ibunya yang mengelola warung kelontong sederhana.

Senada dengan Miftah, Joko Prayitno dari Ngawi, Jawa Timur, juga menyampaikan rasa syukurnya.

“Kami datang jauh-jauh ke Cirebon. Beasiswa ini sangat meringankan,” katanya. Perjalanan Joko dimulai dari ketidaksengajaan kakaknya menemukan informasi STAI Al-Bahjah di internet. Kini, ia menuntut ilmu sembari mengharumkan harapan keluarga.

Ustaz Imam menambahkan bahwa beasiswa yang diberikan tidak hanya mencakup biaya pendidikan, tetapi juga kebutuhan kepondokan.

“Dengan beasiswa ini, mahasiswa bisa fokus penuh pada pembelajaran, khidmah, dan pengembangan potensi diri,” ujarnya.

Visi TMMS: Tumbuh Bersama Masyarakat
CEO TMMS, Herryan Syahputra, menegaskan bahwa pendidikan adalah bagian dari komitmen perusahaan dalam membangun masa depan yang berkelanjutan.

“Kami tumbuh bersama masyarakat dan stakeholder, dengan komitmen kuat pada transparansi dan stabilitas,” ucapnya.

TMMS juga terus berinovasi melalui digitalisasi dan teknologi ramah lingkungan, sambil menjalankan program-program sosial seperti beasiswa, SSB, dan dukungan terhadap pesantren.

“Kami siap bersaing di industri tambang modern, namun tetap berpegang pada prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial,” tutup Herryan.

Dengan sinergi antara institusi pendidikan dan korporasi seperti STAI Al-Bahjah dan Meranti Group, harapan untuk mencetak generasi pemimpin yang unggul dalam ilmu dunia dan akhirat semakin nyata. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa investasi dalam pendidikan adalah investasi bagi masa depan bangsa. (*)