MAJALAHREFORMASI.com - Organisasi Perhimpunan Wartawan Media Kristiani Indonesia (PERWAMKI) dengan penuh syukur memperingati hari ulang tahunnya yang ke-21 pada tahun ini dengan konsep yang berbeda dan istimewa. Peringatan ini terasa sangat berkesan karena diselenggarakan di Rumah Singgah Anak Penderita Kanker Anyo di Slipi, Jakarta Barat tempat yang memberikan harapan dan kekuatan bagi anak-anak yang sedang berjuang melawan kanker.
Melalui acara ini, PERWAMKI ingin berbagi kepedulian serta menghadirkan semangat cinta kasih dan dukungan nyata kepada mereka yang membutuhkan.
Pinta Panggabean Ketua Yayasan Anyo Indonesia menyambut hangat kedatangan dari rombongan Perwamki dimana selain penasehat Perwamki John Panggabean juga turut hadir ketua umum PGI Gomar Gultom.
Ia menjelaskan pentingnya peran Rumah Singgah Anyo bagi para pasien anak penderita kanker. “Anak-anak di sini datang dari berbagai pelosok Indonesia setelah dirujuk oleh RS Dharmais. Jaraknya yang dekat, jika kondisi memungkinkan mereka dapat berjalan kaki sambil berolahraga,” ujar Pinta. Di Rumah Singgah Anyo, anak-anak penderita kanker beserta keluarganya mendapatkan fasilitas lengkap mulai dari makanan, minuman, hingga transportasi untuk membantu mereka fokus pada proses penyembuhan.
Tak lupa, Pinta mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung Yayasan Anyo, termasuk Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kayu Putih yang sudah memberikan bantuan selama Ini. "GKI Kayu Putih secara konsisten mendukung kamii, khususnya dalam penyediaan tiket transportasi bagi penderita kanker dari seluruh nusantara," tambahnya.
Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan, Pinta mengakui bahwa tantangan masih besar. Sekitar 30% penghuni rumah singgah ini meninggal dunia akibat kondisi yang sudah parah saat pertama kali datang. “Dulu, kami hanya menunggu pasien datang. Namun, kini kami jemput bola bekerja sama dengan dinas kesehatan, terutama puskesmas, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Penemuan dini sangat penting bagi penderita kanker," ungkapnya penuh semangat.
Lebih lanjut, Pinta bercerita tentang anakya sendiri yang juga pernah mengalami perjalanan serupa. Awalnya dianggap menderita tifus karena gejalanya mirip, ternyata sang anak didiagnosa leukemia dan akhirnya meninggal pada usia 19 tahun. Pengalaman ini membuat Pinta bersama keluarga bertekad menyediakan diri bagi para orang tua yang anaknya menderita kanker.
“Kami menghadapi banyak tantangan, termasuk minimnya tenaga dokter. Saat ini, hanya ada sekitar 70 dokter spesialis kanker anak di seluruh Indonesia, sementara jumlah kasusnya, menurut WHO, mencapai ribuan,” katanya dengan tegas. Pinta berharap dukungan dari masyarakat dan media untuk menyuarakan kenyataan kanker di Indonesia yang sangat membutuhkan perhatian dan aksi nyata. “Kanker yang sering terjadi di Indonesia adalah leukemia dan retinoblastoma (kanker mata) yang banyak dialami anak-anak.”
Di akhir pernyataannya, Pinta memberikan saran bagi masyarakat untuk berhati-hati terhadap penggunaan kemasan plastik, terutama untuk makanan panas. “Kemasan plastik relatif aman untuk makanan dingin, tetapi sangat berbahaya jika digunakan untuk makanan panas. Selain itu, risiko bahaya asap rokok, terutama bagi perokok pasif, juga sangat tinggi,” jelasnya, sembari menekankan perlunya pola hidup sehat demi mencegah kanker sejak dini.
Sementara itu Ketum PGI, Gomar Gultom menekankan pentingnya pengobatan yang tepat dan teratur. “Banyak penderita kanker yang tidak bertahan, bukan hanya karena penyakitnya, tetapi juga karena pilihan pengobatan. Mereka sering berpindah ke pengobatan tradisional pada fase yang kritis, padahal saat itu seharusnya mendapat penanganan medis yang intensif,” ujar Gomar prihatin.
Melalui kegiatan ini, Gomar mengungkapkan kebanggaannya atas kehadiran Yayasan Anyo yang telah menjadi berkat bagi banyak anak. "Saya merasa terharu karena begitu banyak orang yang dengan sepenuh hati bersedia membaktikan diri untuk anak-anak yang Tuhan titipkan ini. Inilah yang menjadi panggilan kita, untuk menjadi berkat bagi sesama," katanya.
“Saya juga akan memperkenalkan Rumah Singgah Anyo ini ke gereja-gereja agar semakin banyak yang tahu dan bisa membantu,” tambahnya, sambil memberikan ucapan selamat ulang tahun bagi PERWAMKI.
Dengan perayaan yang penuh makna ini, kata dia, PERWAMKI tak hanya menunjukkan kepedulian, namun juga komitmen untuk terus mendorong kepedulian masyarakat terhadap anak-anak penderita kanker. Diharapkan momentum ini mampu menginspirasi dan memotivasi lebih banyak pihak untuk turut serta mendukung upaya Yayasan Anyo dan misi kemanusiaan lainnya di seluruh Indonesia.
Di tempat yang sama, Penasihat PERWAMKI, Jhon Panggabean menyampaikan harapannya bagi Rumah Singgah Anyo. “Semoga rumah singgah ini menjadi tempat persinggahan yang membawa kesehatan, kebaikan, dan selalu dalam penyertaan Tuhan bagi semua yang ada di sini. Saya percaya, bukan kebetulan PERWAMKI menggelar acara di sini. Marilah kita terus menunjukkan hal-hal baik sebagai orang percaya dan menjadi berkat bagi seluruh bangsa Indonesia," ujarnya.
Mantan Ketua Panggabean Sejabodetabek ini juga mengungkapkan kekagumannya terhadap salah satu anak penghuni Rumah Singgah Anyo yang bercita-cita ingin menjadi tentara. "Saya sangat terkesan dengan anak ini. Meski tengah berjuang melawan penyakit, ia memiliki cita-cita yang tulus ingin menjadi tentara untuk membangun bangsa ini," ujar Jhon.
Acara ini juga disemarakkan dengan prosesi pemotongan tumpeng dan sebagai puncak acara, PERWAMKI juga memberikan bantuan dana secara simbolis kepada Ketua Yayasan Anyo, Pinta Panggabean, sebagai bentuk kepedulian terhadap perjuangan anak-anak penderita kanker yang dirawat di Rumah Singgah Anyo. (David)