Logo Senin, 16 Juni 2025
images

MAJALAHREFORMASI.com - Konklaf para kardinal di Vatikan baru saja menghasilkan pemimpin tertinggi baru Gereja Katolik, Kardinal Robert Francis Prevost resmi terpilih sebagai Paus Leo XIV, menggantikan mendiang Paus Fransiskus. 

Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Sugianto Bunjamin, menyampaikan tanggapan resminya dalam konferensi pers yang digelar di Press Room Gedung KWI, lantai 4, Jakarta.

Mgr. Antonius mengungkapkan bahwa selama masa duka atas wafatnya Paus Fransiskus, berbagai diskusi hangat berlangsung di kalangan para kardinal. 

Informasi ini diperolehnya melalui sambungan telepon dengan Kardinal Ignatius Suharyo. "Ada sejumlah pembicaraan yang mulai mengarah pada sosok pengganti Paus. Tampaknya, mereka tengah mencari figur yang mampu melanjutkan semangat dan visi Paus Fransiskus," jelasnya.

Nama Kardinal Robert Francis Prevost pun muncul sebagai sosok yang dianggap paling tepat. "Rupanya suara itu telah mengerucut. Maka tidak butuh waktu lama, beliau pun terpilih sebagai Paus Leo XIV. Sambutan para kardinal pun penuh sukacita," ujar Ketua KWI.

Paus Leo XIV merupakan Paus pertama dari Ordo Santo Agustinus, yang memiliki latar belakang unik, lahir di Amerika Serikat namun berkewarganegaraan Peru. "Ini adalah kombinasi yang luar biasa, perpaduan antara negara adidaya dan negara Amerika Latin, tempat banyak kaum miskin. Ini mencerminkan wajah Gereja yang berpihak pada mereka yang terpinggirkan," katanya.

Menurutnya, Paus Leo XIV adalah “Kembaran muda Paus Fransiskus” karena hidup sederhana, penuh belarasa, suci, dan berdedikasi tinggi. "Mengapa beliau memilih nama Leo, bukan Fransiskus II? Barangkali karena ingin melanjutkan semangat Paus Fransiskus, tetapi dengan gebrakan yang mengingatkan kita pada Paus Leo XIII," lanjutnya.

Paus Leo XIII dikenal sebagai pelopor ajaran sosial Gereja, yang dituangkan dalam ensiklik Rerum Novarum pada 15 Mei 1891. Dia menilai konteks saat ini tak jauh berbeda dengan masa itu. “Krisis moral, ekonomi, dan politik melanda dunia. Maka, pilihan nama 'Leo' ini bukan kebetulan, tetapi mengandung makna spiritual dan sosial yang kuat,” ungkapnya.

Menariknya, kalimat pertama yang diucapkan Paus Leo XIV adalah “Damai sejahtera bagi kalian sekalian” sebuah sapaan yang Yesus ucapkan ketika para murid-Nya dilanda ketakutan setelah kematian-Nya. “Ucapan ini memberi harapan di tengah dunia yang terasa kacau. Seperti para murid, kita pun kini sedang mencari arah di tengah krisis,” ujar Mgr. Antonius.

Lebih jauh, Ketua KWI juga mengingatkan bahwa Paus Leo XIV pernah mengunjungi Indonesia, tepatnya di Manokwari, 22 tahun lalu saat menjabat sebagai Superior Jenderal Ordo Santo Agustinus (OSA). “Ini menjadi kenangan indah dan kedekatan personal beliau dengan Indonesia,” kenangnya.

Dengan semangat baru yang dibawa oleh Paus Leo XIV, Mgr. Antonius menyatakan optimisme bahwa Gereja Katolik akan melanjutkan perjuangan Paus Fransiskus bahkan secara lebih intensif. "Kita patut bersukacita. Paus Leo XIV datang dengan semangat luar biasa dan energi yang melimpah, mengingat usianya jauh lebih muda dibandingkan pendahulunya."

Ia menutup pernyataannya dengan harapan besar: "Kita doakan agar Paus Leo XIV senantiasa sehat dan mampu mengembalikan wajah Gereja sebagai pelita kemanusiaan. Semoga beliau menjadi teladan, bukan hanya bagi umat Katolik, tapi bagi seluruh dunia sebagai bapak kemanusiaan sejati." (David)