MAJALAHREFORMASI.com - Ketua Umum Majelis Pendidikan Kristen (MPK) Handi Irawan meminta kepada pemerintahan baru Prabowo-Gibran dapat membuat aturan baru agar dana Corporate Social Responsibility (CSR) dilakukan secara tunai seperti yang dilakukan di banyak negara-negara maju diantaranya Amerika.
Selain itu, Handi juga mendorong pemerintah membuat satu aturan jika dana yang disetorkan (CSR) bisa digunakan sebagai pengurang pajak sama seperti di negara maju.
Hal tersebut disampaikan oleh Handi Irawan kepada sejumlah awak media di sela-sela acara pembukaan Konferensi Nasional Pendidikan dan Gereja 2024 di Universitas Pelita Harapan, Lippo Karawaci, Tangerang, Selasa (23/7/2024) siang.
Bukan hanya itu, ia juga menyoroti dana CSR yang dibatasi maksimum 5% dari Laba bersih Pendapatan Total atau Net Profit.
Sementara di banyak negara maju tidak ada batasan seperti itu, ia berharap nilai CSR nantinya dapat diperbesar hingga 10%, mengingat sektor pendidikan yang sangat penting.
"Saya berharap di pemerintahan baru ini dari 5% bisa naik menjadi 10% dan itu cukup diatur di peraturan mentri saja." kata dia.
Pendiri Top Brand Award ini juga mengakui bahwa 20% dari APBN telah dialokasikan kepada dunia pendidikan melalui Kemendikbudristek, dimana angka tersebut pada tahun 2024 mencapai Rp665 triliun. Namun, jika dibandingkan dengan GDP (Gross Domestic Product) atau PDB (Produk Domestik Bruto), angka tersebut hanya sebesar 3%.
Artinya, cara menghitung yang benar bukanlah 20% terhadap APBN, melainkan menghitung berapa persentase dari total GDP. Negara maju seperti Swiss dan Jerman memiliki ekosistem pendidikan yang sudah sangat baik. Selain alokasi 20% dari APBN, total dana dalam ekosistem pendidikan mereka mencapai 10% dari GDP.
"Jadi bukan hanya 20% dari jumlah APBN nya tetapi diperhatikan juga berapa persen dari total GDP nya dan Saya berharap dari CSR ke dunia pendidikan memperbesar total persentasi kepada GDP sehingga menjadi ekositem pendidikan yang baik sama seperti negara maju," ujar CEO & Founder Frontier ini.
Seperti dikeathui acara Konferensi Nasional Pendidikan dan Gereja 2024 berlangsung selama dua hari, 23 hingga 24 Juli 2024 di Universitas Pelita Harapan, Fakultas Kedokteran, Lippo Karawaci, Tangerang. Acara ini dihadiri lebih dari 700 peserta diantaranya Lembaga Aras Nasional, Pimpinan Gereja/Pengurus Sinode, Yayasan Sekolah Kristen, Direktur dan Operasional Sekolah Kristen, Utusan Universitas-universitas Kristen, Sekolah Tinggi Teologi, Dunia Usaha/Industri dan Lembaga Pelayanan Kristen. (David)