MAJALAHREFORMASI.com - Wakil ketua DPW NasDem Jawa Barat (Bidang Media dan Komunikasi Publik) Elisabet Tjianti mengungkapkan jika kemerdekaan yang diraih saat ini bukanlah didapatkan dengan mudah. Namun lewat perjuangan dan pengorbanan para pejuang yang kala itu ingin negara Indonesia merdeka dan keluar dari politik adu domba penjajah.
"Ya sejarah perjalanan bangsa ini membuktikan politik 'Adu Domba' memang cukup berhasil sehingga membuat Indonesia ada dalam kendali Penjajah saat itu," beber Caleg Partai NasDem dari Dapil I Jabar (kota Bandung dan Kota Cimahi) ini kepada wartawan di Jakarta.
Bahkan, menurut Elisabet pola ini masih terlihat hingga saat ini. Taktik ini kini semakin efektif apalagi dengan keberadaan media sosial yang mempermudah penyebaran dan pergerakan kelompok-kelompok yang ingin memecah belah bangsa demi kepentingan politik sesaat.
Wasekjend Forum Komunikasi Tionghoa Indonesi Jawa Barat (FOKTI Jabar) tersebut menambahkan, seperti yang pernah diungkapkan oleh Bung Karno, perjuangan melawan sesama bangsa akan lebih rumit daripada melawan penjajah.
Fenomena ini, kata dia, telah terbukti, dengan pertikaian internal yang terjadi akibat kepentingan golongan tertentu yang lebih diutamakan daripada persatuan bangsa.
Elisabet yakin menjelang tahun-tahun politik pasti permainan 'Adu Domba' ini akan semakin gencar dilancarkan dengan membuat informasi-informasi dengan gaya bahasa yang memicu emosi perpecahan.
"Bagaimana dengan Tema 78 tahun Kemerdekaan? "Terus Melaju untuk Indonesia Maju", tegas Elisabeth.
"Apakah bisa Indonesia terus melaju, jika kita selalu terjerumus masuk dalam permainan perpecahan itu?" Lanjut Bendahara DPD Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia Jawa Barat (DPD FPPI) tersebut menambahkan.
Oleh sebab itu, Elisabeth menghimbau seluruh masyarakat agar lebih bijaksana dalam menjaga Perdamaian Indonesia, tetap tenang ditengah perbedaan tidak terpancing apalagi meneruskan berita-berita Negatif.
"Paling tidak kita jangan menjadi kaki tangan si pemecahan belah dan menjadi penerus gerakan mereka, menahan diri dan tidak mudah terpancing oleh berita-berita hoax untuk kepentingan Indonesia yang kita cintai," tandas Bendahara DPD Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia Jawa Barat (DPD FPPI) mengakhiri wawancara singkatnya siang itu. (David)