Logo Sabtu, 1 April 2023
images

Putri Simorangkir (Ketum Dantara)

Penulis: Putri Simorangkir, Ketua Umum Dantara

MAJALAHREFORMASI.com - Tahun 2022 belum lagi usai, namun suhu politiknya sudah memanas dan terasa menyesakkan. Ditambah lagi nuansa politik identitas sudah mulai dijalankan tanpa malu-malu.

Suasana ini semakin dipertajam setelah gubernur DKI Jakarta menyelesaikan masa tugasnya tetapi karena kegagalannya dalam bekerja selama ini, maka dampak yang harus dituai masih kita rasakan.

Bukannya koreksi diri, malah melakukan banyak manuver politik yang mangacaukan banyak pihak . 

Saya juga sering menyaksikan kelompok ini dalam melakukan demo, alih-alih ingin menjalankan demokrasi yang bebas menyatakan pendapat malah melakukan tindakan tidak terpuji.

Menyatakan perbedaan pendapat di ranah demokrasi tentu memiliki peraturan atau rambu-rambu tertentu, antara lain: menjaga sopan santun serta menjaga agar tidak ada orang lain yang dirugikan baik secara materi maupun non materi .

Mungkin karena selama ini yang memprotes brutalnya kelompok ini tidak terlalu tajam, maka mereka dengan seenaknya melakukan tindakan-tindakan yang bisa dikatakan amoral tersebut .

Lama sudah tindakan brutal tersebut dibiarkan, kali ini saya mewakili orang-orang yang mencintai bangsa dan negara ini ingin memohon perhatian Pemerintah.

Bahwa bukan hanya mereka yang berhak atas Demokrasi, tapi kamipun berhak memiliki rasa aman dalam perjalanan, termasuk rasa aman dalam pekerjaan yang selama ini sering terganggu.

Kamipun berhak memiliki demokrasi atas Pemimpin kami, seperti kepada Presiden.

Sekalipun Presiden kita adalah seorang yang sangat baik hati serta bersifat pemaaf , namun kami tetap tidak rela Presiden kami yang telah bekerja dan berprestasi luar biasa Itu dihina oleh siapapun!

Presiden merupakan simbol negara, maka kehormatan beliau juga harus dijaga dan dihormati, bukankah untuk itu beliau dilindungi hukum?

Kami ingin bertanya, bagi siapakah demokrasi itu? Bukankan sudah terlalu banyak mereka diberi kesempatan bebas mengutarakan pendapat atas nama kebebasan demokrasi, namun selalu terbukti bahwa kebebasan tersebut berakhir kebablasan?

Juga kami meminta kepada seluruh aparat keamanan agar oknum penghina serta pembuat informasi hoax dihentikan dan pelakunya dihukum. (*)