Logo Sabtu, 20 April 2024
images

MAJALAHREFORMASI.com

Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) mengecam kasus penembakan terhadap Pdt. Yeremia Zanambani pada Sabtu, 19 September di Klasis Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Informasi mengenai penembakan ini masih simpang siur. Di satu sisi PGI mendapat laporan dari GKII dan pemberitaan media lokal yang menyebutkan, penembakan tersebut diduga dilakukan oleh aparat TNI yang sedang melakukan tugas operasi militer, sementara media nasional memberitakan bantahan pihak TNI, dan menyebut pelaku penembakan adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Terkait masalah ini, PGI mengatakan bahwa pihaknya telah menyurati Presiden Republik Indonesia, Kapolri dan Panglima TNI untuk mengusut tuntas kasus ini dengan membawanya ke ranah hukum.

"Hal ini sangat penting untuk menghindari saling tuduh, sebagaimana sudah terjadi, kami mengusulkan dibentuknya Tim Investigasi yang independen," tulis PGI dalam press releasenya yang diterima redaksi.

Berikut 5 pernyataan sikap PGI:

1. Menyatakan duka yang mendalam kepada semua keluarga korban yang terluka dan yang kehilangan anggota keluarganya dalam kasus ini. Kiranya Tuhan yang Rahmani memberikan penghiburan bagi seluruh keluarga.

2. Mendesak dan mendukung upaya pihak kepolisian RI dalam hal ini Kepolisian Daerah Papua bekerja sama dengan Komnas HAM Perwakilan Papua untuk terus melakukan investigasi kasus ini.

3. Meminta pemerintah, lembaga adat dan gereja-gereja di Papua untuk ikut aktif memfasiltasi penyelesaian kasus ini.

4. Harus dihentikan segala bentuk kekerasan di Papua yang membawa korban, baik rakyat sipil
maupun aparat keamanan.

5. Kasus ini menjadi kasus penembakan terakhir dan mendorong pemerintah menyelesaikan tuntas kasus-kasus sejenis selama ini, termasuk kasus Paniai, Nduga, dan lainnya. (DAVID)